Antisipasi Konflik lanjutan Antar Nelayan Di Pati, Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri Buka Dialog Bersama Sekwan DPD HNSI Jawa Tengah

MATAJABAR.COM, JAWA TENGAH – Dalam rangka merespon kembali konflik antar nelayan yang berakibat 3 unit kapal ikan asal rembang yang ditangkap dan dibakar oleh sekelompok nelayan asal Pati pada 1 Mei 2024 lalu, Ditpolair Korp Polisi Air dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri kembali membuka dialog bersama Sekretaris DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI ) Tegal Jawa Tengah.

Dialog bersama dilaksanakan di Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah HNSI Tegal, Jawa Tengah pada Rabu, 21/8/24, dengan melibatkan Kanit II Subdit Intelair Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri, Kompol Hadi Suryadinata  dan Sekertaris DPD HNSI Jateng, Baskoro .

Bacaan Lainnya

Kompol Hadi Suryadinata selaku Kanit II Subdit Intelair Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri mengatakan bahwa dialog bersama tersebut merupakan bentuk nyata dari komitmen dan perhatian khusus Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri dalam mengantisipasi konflik antar nelayan diwilayah Perairan karena berdampak pada keamanan, ekonomi, dan sosial masyarakat setempat.

“ Akibat insiden tersebut, pentingnya peran pemerintah dan instansi terkait dalam pengawasan operasi penangkapan ikan dan patroli pengawasan serta penegakan hukum” jelas Kompol  Hadi.

Dalam keterangannya, Dia juga  mengingatkan perlunya perhatian bersama antara pemerintah dan tokoh nelayan dalam mendeteksi potensi konflik nelayan, terutama menjelang pemilihan kepala daerah.

“Ini untuk mencegah konflik nelayan dimanfaatkan oleh calon kepala daerah atau tim sukses sebagai isu politik. Karena itu dapat mengganggu situasi keamanan di wilayah perairan,” ucapnya mengingatkan.

Ditempat yang sama, Sekertaris DPD HNSI Jateng, Baskoro menyampaikan apresiasi  dan dukungan nya terhadap program Ditpolair untuk mencegah konflik nelayan. Ia pun berkomitmen membangun sinergi antara Polri dan nelayan di Jawa Tengah.

“Tentunya Saya sampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi  atas terlaksananya dialog bersama ini sebagai bentuk upaya pencegahan terulangnya konflik antar nelayan di masa yang akan datang, karena itu pentingnya komunikasi dan edukasi bagi nelayan untuk bersama-sama menjaga keamanan, termasuk juga menjaga ketertiban di wilayah perairan,” papar Baskoro.

Dirinya juga menambahkan antisipasi konflik antar nelayan dapat dilakukan jika adanya peran serta dari Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, Perlu adanya sistem yang mengatur dengan mengedepankan komunikasi secara Personal, namun juga humanis dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah mampu mengakomodir kepentingan seluruh Nelayan.

“Kesimpulannya, pertemuan ini diharapkan dapat meminimalisir potensi konflik antar nelayan dan menjaga situasi keamanan di perairan Jateng khususnya di wilayah Pati. Yang terpenting adalah dialog antara nelayan dan pemerintah guna mencari solusi terbaik atas berbagai keluhan nelayan.” Pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, telah diberitakan Tiga kapal nelayan Rembang ditangkap dan dibakar lalu ditenggelamkan oleh nelayan Pati .

Insiden tersebut terjadi karena nelayan Rembang menangkap ikan dengan menggunakan jaring cotok/trawl di wilayah nelayan tradisional Pati. sehingga merusak alat tangkap tradisional (bobo) nelayan Pati. (Tahar).

Pos terkait