MATAJABAR.COM, BABELAN KOTA – Mediasi lanjutan terkait Perseteruan antar warga Perumahan Wahana Pondok Ungu (WPU) dengan pihak pengembang, PT. Wahana Wisesa, belum menemukan titik terang alias mentah.
Pasalnya Konflik yang memicu timbulnya banyak tuntutan, baik dari pihak warga WPU maupun pihak pengembang ini sudah kali ketiga di mediasikan oleh pihak Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (25/5/2023) lalu tidak menghasilkan kesepakatan.
Pihak Wahana Wisesa tidak menyetujui permintaan warga WPU terkait cinderamata bberbentuk Unit Ambulance, yang sebelumnya sudah di ajukan warga WPU pada mediasi kedua beberapa waktu lalu.
Heriyanto selaku Sekretaris RW. 018 sekaligus perwakilan dari warga WPU mengatakan bahwa saat mediasi kedua lalu pihak warga menginginkan unitnya, namun dimediasi ketiga ini pihak developer hanya memberikan anggaran di angka Rp. 50 juta
“Karena tidak ada titik temu, maka kami dari RW. 018 Desa Babelan Kota meminta kembalikan jalur utama WPU 2 sesuai dengan siteplant awal dan penjualan oleh pihak developer, ” ujar Heriyanto.
Masih di lokasi yang sama, H. Riyadh (Dempak) selaku Kepala Urusan Perencanaan Desa Babelan Kota menyampaikan bahwa Pemdes Babelan Kota sudah menfasilitasi untuk musyawarah selama tiga kali, namun sesi ketiganya ini tidak ada kesepakatan yang mengerucut pada Unit Ambulance, karena minimnya sumbangan yang diberikan oleh pihak Wahana Wisesa tersebut.
“Ya sudah kembali kami serahkan masalah ini pada warga RW. O18 Wahana Pondok Ungu dan Pengembang Wahana Wisesa, ” ucap Riyadh.
Lanjutnya, musyawarah ketiga ini sudah saya tutup karena sudah tidak ada kesepakatan. Biar nanti masing-masing kedua belah pihak bermusyawarah pada internalnya. Dari pihak kami (Desa Babelan Kota. Red) sudah cukup memediasi kan, ” tandas Riyadh.
Harapan kami kedepannya agar kedua belah pihak ini saling legowo saja. Karena kami sebagai perangkat desa ini tidak bisa memaksa. Karena pihak pengembang maupun warga masing-masing sudah memiliki aturan. Tugas kami hanya menengahkan dan mencari solusi untuk jalan terbaiknya, ujar Riyadh dalam statementnya.
Hadir dalam mediasi tersebut, Kaur Perencanaan Desa Babelan Kota, Ketua BPD Babelan Kota, Babinsa/Bimaspol Desa Babelan Kota, Pihak PT. Wahana Wisesa, Pihak Warga RW. 018 WPU 1 dan 2.
Terpisah, Ronni Darohman selaku ketua BPD Babelan Kota menyampaikan , ” dari pihak Wahana Wisesa akan mendiskusikan dengan para pengurusnya dan pihak warga Wahana Pondok Ungu ini juga akan menunggu itikad baik dari PT. Wahana Wisesa yang ada di Wahana Pondok Ungu 1 dan 2,” papar Ronni, pada awak media Matajabar, Sabtu (27/5/2033)
“Saya berharap, jika masing-masing pihak sudah sama-sama mengetahui hak dan kewajibannya , saya rasa tidak akan terjadi seperti ini. Namun diharapkan dengan musyawarah ini akan mendapatkan solusi yang terbaik, ” ucap Ronni.
Karena menurut Ketua BPD Babelan Kota ini, kapasitas desa dalam hal ini Badan Permusyawaratan Desa, hanya memusyawarahkan apa yang menjadi keinginan masyarakat dan apa yang dikehendaki oleh rencana-rencana pihak PT. Wahana Wisesa baik WPU 1 maupun WPU 2.
“Tugas kami disini lebih ke arah mendengarkan dan menyampaikan . Adapun pihak pemutus adalah dari masing-masing haknya. Ketika pihak warga menginginkan haknya , bagaimana pihak Wahana Wisesa ini menyetujui atau tidak. Sampai disitu saja kapasitas kami, hanya menyampaikan, ” tegas Ronni.
“Sampai pada pertemuan ketiga lalu, mufakat yang diharapkan dari kedua belah pihak tidak mendapatkan titik terang, Ronny mengatakan dari pihak desa akan ambil sikap menunggu sampai nanti ada pihak-pihak dari warga maupun dari Wahana untuk berkonsultasi atau meminta bantuan di mediasikan kembali.
Selaku pihak mediator, Kaur Perencanaan dan Ketua BPD Babelan Kota ini mengakui tidak mengetahui apakah tuntutan warga RW. 018 WPU ini akan direalisasi atau tidak oleh pihak PT. Wahana Wisesa .
Ronny berharap hubungan kedua belah pihak ini kedepannya lebih harnonis. Karena kalau bicara pihak Wahana Wisesa dan WPU 1 dan 2 adalah antara penjual dan pembeli. Antara konsumen dan produsen, yang notabene nya seharusnya bisa saling menguntungkan, ” pungkas Ronni.
(Ayu)