Terkait Kasus Toilet Mewah di Kabupaten Bekasi, Direktur Penyidikan KPK Minta Masyarakat Bersabar

MATAJABAR.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mendata toilet sekolah di 500 titik di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang dibangun dengan anggaran Rp 196-198 juta per unit. Kasus pembangunan toilet sekolah di Bekasi telah masuk tahap penyelidikan. Proyek itu menelan anggaran Rp 98 miliar.

Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu belum lama ini meminta masyarakat bersabar terkait pengusutan kasus tersebut.

“Pengadaannya banyak, jadi kami harus menginventarisasi terhadap, kalau tidak salah sekitar lebih dari 500 titik,” kata Asep dalam keterangannya.

Menurut dia, KPK mesti memeriksa toilet tersebut satu per satu. Sebab, komponen setiap unit toilet berbeda-beda, seperti kaca dan pintunya. Ia memastikan, pengusutan pembangunan toilet dengan anggaran tidak wajar itu terus berjalan. Meski demikian, Asep enggan membeberkan perkembangan penyelidikan tersebut. Sebab, data yang dihimpun KPK masih terus berubah.

“Untuk toilet mewah, masih dalam proses penyelidikan, nanti tentunya, rekan-rekan bersabar,” ujar Asep.Sebelumnya, KPK menerima laporan dugaan korupsi pembangunan toilet di sejumlah sekolah dasar (SD) dan sekolah tingkat menengah di Kabupaten Bekasi pada Januari 2021.

Anggaran proyek tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi 2020. Berdasarkan pantauan sejumlah media, toilet dengan anggaran ratusan juta itu tidak tampak istimewa. Toilet dibangun secara terpisah dari gedung sekolah dengan ukuran sekitar 3×3 meter.  Beberapa fasilitas yang ada di toilet tersebut adalah dua unit kloset jongkok, keran wudhu, wastafel cuci tangan, dan urinoir untuk buang air kecil. Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja menyampaikan, toilet-toilet tersebut dibangun untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19.

Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja menyampaikan, toilet-toilet tersebut dibangun untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19.

“Itu tujuannya dalam rangka menghadapi pembelajaran tatap muka termasuk sanitasi, WC, tempat cuci tangan terus juga dan yang lainnya, sengaja kita anggarkan untuk tatap muka,” kata Eka, ketika itu.

Pos terkait