Proyek P3-TGAI Diduga Tidak Sesuai Aturan Dan Spesifikasi, BBWS Cimancis Tutup Mata

MATAJABAR.COM, KAB. INDRAMAYU – Melalui Dirjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR telah menggelontorkan anggaran untuk pembangunan Irigasi, dimana Petani sebagai penerima manfaat, akan tetapi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3- TGAI) yang sudah mulai direalisasikan tersebut, mendapat sorotan dari berbagai pihak, pasalnya dalam pengerjaannya tidak sesuai dengan aturan dan spesifikasi.

Proyek P3-TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi) yang berlokasi di D.I. Rentang, Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, proyek yang menelan biaya senilai Rp.195.000.000.00 dan bersumber dari APBNTahun 2022 ini, diduga tidak mengedepankan kualitas, pengerjaannya dilaksanakan Kelompok P3A Muncul Tani, mendapat sorotan berbagai fihak, menyangkut kualitas.

Seperti halnya pekerjaan irigasi/saluran Jatok Desa Cikedungkidul, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, saat MATAJABAR.COM, datang ke lokasi, Minggu,(5/06/2022). Sangat terlihat jelas, para pekerja melakukan pemasangan badan tembok saat air banjir jelas sulit untuk menggali dan diduga pondasi sebagian menggunakan batu bekas, hal ini tentu saja akan mengurangi kualitas dan pembangunan hasilnya tidak akan maksimal, selain itu juga besar dugaan akan merugikan keuangan negara juga merugikan Petani penerima manfaat.

Terkait pengerjaan tersebut pihak pengelola BBWS Cimancis seolah tutup mata, pengerjaan program (P3-TGAI) Dengan nama klompok P3A Muncul Tani yang pengerjaannya diduga kurang memenuhi sarat spesifikasi. Terkesan di ambaikan. Tidak adanya pelaksana teknis dan Konsultan pengawas dilapangan. Diduga pengerjaan tersebut sudah direncanakan untuk meraup keuntungan semata tanpa memikirkan kualitas.

Bersumber dari beberapa pernyataan warga setempat yang peduli terhadap pembangunan tersebut, diperoleh informasi, bahwa pengerjaan proyek yang didanai uang rakyat itu, kurang memperhatikan kualitas. Dikhawatirkan nantinya proyek itu tidak akan bisa bertahan lama dan tidak memberikan manfaat kepada warga petani.

“Sudah jelas anggaran tersebut adalah uang Negara, artinya uang Rakyat. Ketika ada Proyek berhak warga masyarakat wajib tahu dan menegur apabila proyek pengerjaannya asal asalan.” Ujar seorang warga yang jati dirinya tidak bersedia dipublikasi.

Namun ketika media ini ingin konfirmasi, kepada kelompok tani P3A Muncul Tani selaku pengelolah kegiatan tersebut dan kordinator pengusung Aspirasi Partai Golkar tidak berhasil ditemui. (B.T)

Pos terkait