MATAJABAR.COM,TARUMAJAYA – Ambruknya sejumlah trek atau jalur disepanjang kawasan jembatan cinta menjadi perbincangan hangat dari berbagai elemen masyarakat terhadap pihak-pihak yang yang berkaitan dengan kepengelolaan baik dari peran pengelola kawasan , peran Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi maupun peran dari pihak Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, kusutnya masalah birokrasi dan perijinan dalam pengelolaan pengembangan kawasan wisata Jembatan Cinta diyakini oleh pihak pengelola sebagai penyebab utama hancurnya beberapa trek di jembatan cinta karena tidak adanya anggaran pemeliharaan dan perbaikan.
Menyikapi Hal itu, mewakili pengelola kawasan wisata jembatan cinta Tarumajaya, CEO dari MATAJABAR.COM sekaligus Bendahara Umum Serikat Media Siber Indonesia Perwakilan Kabupaten Bekasi, Tahar Amsah memaparkan langsung kepada PJ Bupati Bekasi H. Dani Ramdan di ruang kerjanya Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi, Selasa 31/5/22.
“Sejak diinisiasi PT PJB Muara Tawar pada hari Selasa16/12/20 lalu, hingga kini tidak ada lagi kelanjutannya. disinyalir, karena tersandung masalah perijinan dari Provinsi Jawa Barat sehingga alokasi dana yang bersumber dari CSR Perusahan tidak dapat terserap” urai CEO MATAJABAR .com kepada PJ Bupati, Dani Ramdan.
“Mirisnya akibat dampak dati prosesi perijinan, sejumlah anggaran untuk relokasi lapak pedagang dan pemeliharan atau perbaikan ruas trek jembatan cinta yang bersumber dari dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) serta Alokasi dana CSR Perusahan terbuang percuma” jelas CEO MATAJABAR .com seraya memperlihatkan lay down pengembangan wisata bahari terpadu PPI Paljaya-Jembatan Cinta, hasil inisiasi PT PJB Muara Tawar.
Ironisnya lagi, masih kata CEO MATAJABAR.COM lahan yang sudah ditinggikan oleh PT PJB Muara Tawar atas permintaan kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) sebanyak lebih dari 5000 kubik justru dijadikan lapak parkir untuk meraup keuntungan secara pribadi maupun kelompok tertentu.
Mendengar hal itu, PJ bupati Bekasi, memberikan petunjuk agar dibentuknya tim Audiensi dari pihak pengelola dengan melibatkan dinas-dinas terkait dan mencari tahu apa yang menjadi latar belakang tersendatnya perijinan dari Provinsi, terlebih dengan tempo yang sudah sangat lama.
“Arahan saya, lanjutkan, tapi tetap dengan menghadirkan pihak -pihak terkait agar komunikasi bisa mengalir dengan baik dan saya juga bisa bertanya langsung kepada dinasnya” ujar Dani Ramdan didampingi Kepala Kesbangpol Kabupaten Bekasi H. Juhandi.
Raperda Desa Wisata
Sebelumnya diberitakan bahwa Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Perwakilan Kabupaten Bekasi bersama nominator Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Penggiat Desa Wisata di Tarumajaya, Tahar Amsah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Desa Wisata dengan anggota Komisi ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat (DPRD Jabar) Irpan Haeroni.
Pembahasan dilakukan saat agenda Pansus V DPRD Jawa Barat mendengarkan pendapat akhir Gubernur Ridwan Kamil di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat, Jumat, 25 Maret 2022 lalu.
Doni Ardon peraih penghargaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno menilai apa yang terjadi di kawasan wisata jembatan cinta Tarumajaya karena tidak adanya sinergitas dan harmonisasi antara pengelola dan pemerintah.
Baiknya, segara wacanakan untuk membentuk kepengurusan Desa Wisata, terlebih Provinsi Jawa Barat telah resmi memiliki Perda tentang Desa Wisata setelah DPRD Jawa Barat mengesahkan perda tersebut dalam rapat paripurna yang dihadiri Gubernur Ridwan Kamil.
“ Dengan Perda maka pengembangan wisata berbasis desa menjadi lebih terarah dan memiliki kepastian hukum, saya apresiasi buat MATAJABAR.com yang telah menginisiasi dan meminta arahan PJ Bupati Bekasi ” ucapny menyikapi hasil pertemuan CEO MATAJABAR dengan PJ Bupati Bekasi Dani Ramdan, Sabtu 4/6/22
Sementara itu, Salah satu pengelola kawasan wisata jembatan cinta, H. Salim siap menjalin komunikasi dengan pihak pihak terkait agar pengembangan kawasan wisata jembatan cinta tidak berlarut-larut.
“Semoga saja kedepannya ada kepastian, karena ini merupakan potensi wilayah yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.” Pungkasnya seraya menyayangkan apabila alokasi dana CSR Perusahan tidak dapat terserap. (Tahar))