MATAJABAR.COM,TARUMAJAYA – Ratusan Nelayan berasal dari Nelayan Muara Muara Tawar (Desa Pantai Makmur), Nelayan Muara Pal Jaya, Nelayan Sungai Niri, Nelayan Sungai Karatan (Desa Segarajaya), Nelayan Sunge Rindu dan Nelayan Sunge Jingkem (Desa Samudra Jaya) larut dalam tradisi perayaan pesta laut atau dikenal dengan nama NADRAN.
Tradisi NADRAN menyertakan ritual pelarungan Kepala Kerbau sebagai Ritual sedekah laut yang dilakukan dipesisir laut Paljaya Tarumajaya, Desa Segarajaya Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Jum’at 28/1/22.
Pesta budaya tahunan ini sejak lama dikenal dengan istilah pesta laut (Nadran) dimana para Nelayan telah menyiapkan Puluhan perahu dengan berbagai hiasan untuk mengiringi kepala kerbau yang kemudian di larung ketengah laut dengan menggunakan miniatur perahu berisi beberapa sesajian.
Selanjutnya selesai dilarung dan melakukan upacara adat masyarakat nelayan, kepala kerbau yang berada didalam miniatur perahu tersebut kemudian ditenggelamkan dengan cara ditabrak hingga kepala kerbau berikut isi sesajian terjatuh kedalam laut.
selanjutnya puluhan perahu nelayan dengan antusias mengambil air laut di sekitar jatuhnya kepala kerbau untuk disiramkan keatas perahu dan bahkan oleh sebagian masyarakat nelayan ada yang mengambil lalu membawanya kerumah.
Ritual turun temurun ini oleh sebagian masyarakat nelayan selain diyakini dapat membawa keberkahan dan mendatangkan keberuntungan dalam meraih hasil tangkapan ikan dilaut juga sebagai luapan bentuk rasa syukur.
Seusai bersedekah kepala kerbau ke tengah laut, warga bersama masyarakat nelayan lainnya bahu membahu menanggap pagelaran wayang kulit yang dilaksanakan dipelataran Tempat Pelelangan Ikan Pal Jaya.
Dalam kegiatan Tradisi Nadran terlihat hadir Sekcam AJO mewakili Camat Tarumajaya, Kepala Desa Samudra jaya H. Ibnu Hajar dan sejumlah perwakilan Desa Segarajaya, Bhabinkamtibmas Polsek Tarumajaya, Babinsa Koramil 02/Tarumajaya, Pos Pol Airud serta personil dari TNI-AL Kolinlamil.
Pantauan MATAJABAR.COM secara keseluruhan Kegiatan Nadran sebagai tradisi budaya tahunan berjalan lancar dan meriah, hanya saja sangat disayangkan kegiatan Tradisi Nadran yang seharusnya dapat dijadikan ajang promosi destinasi wisata di Kabupaten Bekasi kurang mendapat perhatian dan dukungan pihak pemerintah sehingga terkesan apa adanya dan ala kadarnya,
Hal tersebut terlihat dengan ketidak hadiran Muspika sebagai 3 Pilar Pemerintah Kecamatan, Dinas Pariwisita, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintahan Desa serta tidak hadirnya Bupati Bekasi.
Agus Arief, Pokmaswas Hiu saat dikonfirmasi mengatakan kegiatan tahunan ini terlaksana dengan cara urunan yang didapat dari hasil sumbangan masyarakat nelayan dan partisipasi dari PT PJB UP Muara Tawar.
(Tahar)