MATAJABAR.COM. KAB. INDRAMAYU – Proyek Pengerjaan rehabilitasi gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Tunggulpayung, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Jabar, diduga ‘siluman’, pasalnya tidak ada papan informasi dan alokasi pembangunan.
Ironisnya lagi, salah satu oknum guru yang mengajar di sekolah tersebut saat di komirmasi mengaku tidak mengetahui dari mana sumber anggaranya, namun dia mengatakan dari PUPR dan tidak tahu berapa besar anggarannya.
“Kalau pemborongnya bapak Ari dari Tasik atau Bandung,” terangnya.
Saat di tanya kepala sekolah ada, guru tersebut menjelaskan bahwa Kepsek sedang ada rapat di SDN 1 Tunggulpayung.
Rehabilitasi SDN 2 Tunggulpayung jl. Alternatip Tugu – Wanasari, memang terkesan aneh,
Pasalnya, proyek tersebut mengabaikan aturan keterbukaan informasi publik, karena pihak pelaksana kegiatan tidak memasang papan informasi di lokasi pembangunan tersebut.
Untuk diketahui kewajiban memasang plang nama untuk pekerjaan pembangunan gedung mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Menanggapi hal tersebut, Ketua LSM KPK Nusantara DPC Indramayu, Agus Suherman angkat bicara bahwa proyek rehab sekolah SD Negeri 2 Tunggulpayung bentuk ketidak terbukaan.
“Jelas melanggar aturan karena tidak terpasangnya plang nama dalam proyek tersebut menunjukkan tidak adanya transparansi pihak sekolah terkait kegiatan proyek pembangunan gedung sekolah di SDN 2 Tunggulpayung,” ungkap Agus.
Dia juga menegaskan, dengan tidak memiliki papan informasi maka pekerjaan itu menuai pertanyaan sejumlah kalangan. Karena sesuai aturan bentuk pekerjaan menggunakan dana negara harus jelas. Kecuali rehab tersebut menggunakan dana pribadi.
“Ada apa pekerjaan ini, kalau seperti inikan gak jelas, dana dari mana, jenis kerjaannya apa, nominalnya berapa, target pengerjaannya berapa hari. ” tegas Ketua LSM KPK.
Agus juga melihat di lokasi pekerjaan tidak ada konsultan pengawasannya.” Ini menjadi pertanyaan besar, ada apa kok gak ada keterbukaan informasi. Jadi tidak salah jika disebut proyek “Siluman”, pungkasnya.
Sementara Kepala Sekolah SDN 2 Tunggulpayung, Novi, S.Pd, SP sahat hendak di komfirmasi terkait rehabilitasi gedung SDN yang tidak transfaransi dan keterbukaan informasi, yang bersangkutan selalu tidak berada di tempat dengan alasan sedang rapat.
Sedangkan pelaksana berinisial (U) saat di komfirmasi Media Matajabar.com terkait pengerjaan yang tidak memasang papan informasi peroyek mengatajan,
“Kalau nama PT. Wantum Tasik/Bandung terkait papan proyek sebenarnya ada tapi di pasang di tempat yang lain itu urusan bos di Bandung.” Ungkapnya.