Akibat Faktor Cuaca, Harga Sayur Mayur Fluktuatif

MATAJABAR.COM, KAB, BEKASI – Menjelang akhir tahun harga sayur mayur di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi  tidak menentu (fluktuatif). Hal itu diduga lantaran produksi sayur mayur di setiap daerah menurun.

“Bisa juga disebabkan akibat musim penghujan sehingga mempengaruhi keterlambatan panen,” terang Abdul Rahman petugas informasi harga Pasar Induk Cibitung yang didampingi Korlak Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya kepada matajabar.com, Selasa (15/12/20).

Untuk diketahui, harga bawang saat ini menurun yakni Rp 17,500.- dari harga Rp 24 ribu (Minggu lalu). Sedangkan harga kentang stabil yakni Rp 11 ribu. Harga Tomat menurun dari Rp 10 ribu, kini Rp 8 ribu.

Selain itu, pada Minggu lalu harga Kacang Panjang Rp 15 ribu saat ini mengalami penurun harga hingga Rp 10 ribu dan Sayur putih menurun dari Rp 3,500 saat ini  menurun menjadi Rp 2,500.

Sedangkan Sayur Buncis mengalami kenaikan harga, Minggu lalu Rp 7 ribu saat ini mencapai Rp 10 ribu. Jagung Minggu lalu Rp 3500 kini mengalami kenaikan harga sebesar Rp 4700.

Harga komoditi Cabe mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat signifikan, yakni dari Cabe Rawit Merah harga Rp 35 ribu (Minggu lalu) kini mencapai Rp 45 ribu. Sedangkan Cabe Keriting menurun dari Rp 45 ribu kini Rp 40 ribu. Cabe Merah Besar dari Rp 45 ribu kini menjadi Rp 50 ribu, Rawit Hijau dari Rp 15 ribu kini mencapa Rp 18 ribu.

Sayur Kol Bulat mengalami kenaikan sangat drastis dari harga Rp 130 ribu kini naik menjadi Rp 150 ribu per karung atau 20 kilogram.

Sayur Oyong yang sebelumnya Rp 7 ribu kini menjadi Rp 9 ribu perkilogram. Dan Sayur Terong juga mengalami kenaikan dari Rp 5 ribu kini mencapai Rp 9 ribu perkilogram.

Abdul Rahman menambahkan, salah satu penyebab tidak stabilnya harga sayuran di pasar tersebut akibat faktor cuaca, sehingga pertumbuhan sayur mayur terhambat.

“Jadi bukan karena faktor transportasi yang jadi penyebab harga sayur mayur tidak stabil,” tukasnya. (*)

 

Pos terkait