MATAJABAR.COM, INDRAMAYU –
Kabupaten Indramayu sangat kaya akan adat istiadat leluhur yang hingga kini masih terus terpelihara.
Seperti yang dilaksanakan di Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, bersama masyarakat bersinergi dengan mengadakan acara adat unjungan atau sedekah bumi. sebagai wujud rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat pada kita semua.
Acara tersebut di pusatkan di kompleks pemakaman Mbah Buyut Regu, dengan tahlilan kepada para leluhur Mbah Buyut Regu serta mengadakan perlombahan tumpeng bagi ibu-ibu, untuk juara 1 akan mendapatkan hadiah sebesar Rp. 1500,000,- bagi yang tidak menang tetap mendapatkan hadiah masing-masing tumpeng sebesar Rp. 100.000, acara juga dihibur dengan pagelaran Sandiwara Purbasari, semua terlaksana atas kekompakan Kuwu Kasanudin dan warga Blok Kongsi Desa Sukaperna, Sabtu (24/10/2020).
Acara adat unjungan dan sedekah Bumi ini diadakan setiap satu tahun sekali antara bulan Safar dan Mulud, dan selalu diadakan tradisi mermule atau yang biasa disebut dengan Tradisi Unjungan oleh masyarakat setempat.
Salah seorang tokoh masyarakat, Darpo (51) mengatakan, tradisi unjungan adalah tradisi sakral di Kabupaten Indramayu dalam menjunjung tinggi adat istiadat warga setempat.
Adapun, intisari dari tradisi unjungan adalah ziarah dan berdoa kepada para leluhur yang sudah tiada.
Setelah itu, dilanjut dengan kirab budaya dan seni kreasi keliling desa yang menampilkan kesenian tradisional dan kreativitas masyarakat setempat.
Sedangkan menuurut tokoh Masyarakat Desa Sukaperna Blok Kongsi, dalam kesempatannya mengatakan,
“ Banyak-banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat yang telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan adat unjungan ini. “ ungkapnya.
Dia juga menambahkan bahwa atas nama masyarakat Desa Sukapernaa Blok Kongsi memberikan apresiasi kepada Bapak Kasanudin, selaku Kuwu ( Kepala Desa ) yang akrab di panggil “Gepak” ini, yang telah memajukan pembangunan juga melestarikan tradisi adat Jawa yang sangat sacral ini.
“Arak-arakan Kuda renggong yang di tunggangi oleh keluara Kuwu dan Pamong Desa dengan kesenian tradisional ini yang menjadi acara intinya, warga arak-arakan dengan berkeliling desa,” ujar dia.
Menurut Kuwu Kasanudin, Tradisi Unjungan selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya. Dengan acara adat unjungan ini mari kita lestarikan agar kita bersama-sama merawat dan melestarikan warisan nenek moyang kita. Kegiatan ini juga membuktikan bahwa kekompakan serta gotong-royong antar warga selalu terjaga. (Toy)